masukkan script iklan disini
Tangerang, penakita.info
Para nelayan di Keronjo menyuarakan keluhan mereka terkait keberadaan pagar bambu di sekitar perairan Pulau Cangkir yang diduga menjadi penyebab utama rusaknya perahu mereka. Pagar yang dipasang tanpa tanda atau penanda jelas ini membuat banyak perahu nelayan menabraknya, terutama saat air pasang atau cuaca buruk.
Udin, seorang nelayan setempat, menuturkan bahwa situasi ini telah merugikan banyak nelayan di wilayah tersebut. “Pagar bambu itu sering tidak terlihat, apalagi kalau malam atau saat air pasang. Perahu kami jadi rusak, bahkan ada yang hancur. Kalau seperti ini, siapa yang akan bertanggung jawab?” ujarnya dengan nada kecewa.
Pagar Bambu di Pulau Cangkir Menjadi Ancaman
Pagar bambu yang terpasang di area perairan sekitar Pulau Cangkir dinilai menjadi hambatan serius bagi aktivitas melaut para nelayan. Menurut Udin, keberadaan pagar tersebut tidak hanya mengganggu jalur perahu, tetapi juga mengancam keselamatan mereka yang sedang mencari nafkah di laut.
“Perahu adalah modal utama kami untuk mencari nafkah. Kalau rusak, kami tidak bisa bekerja. Masalah ini harus segera diselesaikan,” tambah Udin.
Harapan untuk Pemerintah
Nelayan berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk menangani permasalahan ini. Mereka menginginkan adanya dialog antara pihak pemasang pagar dan masyarakat setempat untuk mencari solusi yang adil.
“Kami hanya ingin melaut dengan aman dan mencari nafkah seperti biasa. Jangan sampai masalah ini terus merugikan kami,” tutup Udin.
Permasalahan ini menjadi perhatian serius karena menyangkut keberlanjutan mata pencaharian nelayan Keronjo. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk menyelesaikan konflik ini dengan bijak.
(Sarman)