• Jelajahi

    Copyright © Pena Kita
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Halaman

    Habis dan Rusaknya Sumber Daya Alam oleh Eksploitasi Berlebihan: Alam Kehilangan Kemampuannya

    Selasa, 04 Maret 2025, Maret 04, 2025 WIB Last Updated 2025-03-04T02:11:37Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Jakarta, penakita.info

    Diperingati pertama kali pada 3 Maret 2014. Di tahun 1973, di tanggal inilah disepakati di PBB Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka Flora dan Fauna Liar (CITES). Pada 20 Desember 2013 dalam sesi ke-68 sidang Majelis Umum PBB mendidedikasikan tanggal ini untuk satwa liar di dunia. Tema Hari Satwa Liar Sedunia pada tahun ini adalah "Pendanaan Konservasi Satwa Liar: Berinvestasi pada Manusia dan Planet".



    Sebuah peringatan internasional untuk meningkatkan kesadaran tentang satwa liar dan keanekaragaman hayati : 

    1. Kehilangan Habitat: Rumah Satwa Liar yang Hilang,

    2. Pencemaran dan Gangguan Keseimbangan Kimia Alam,

    3. Perubahan Iklim: Cuaca Tak Menentu, dan Ancaman Hidup Satwa Liar,
     
    4. Eksploitasi Alam Liar Berlebihan


    Sekarang, yuk kita simak 3 jeritan yang lain :


    5. Rusaknya Ekosistem
    Kerusakan ekosistem adalah gangguan pada keseimbangan alami sebuah ekosistem, baik itu komponen biotik (makhluk hidup) maupun  abiotik (fisik dan kimia) di dalamnya. Ekosistem adalah sistem yang kompleks tempat tumbuhan, hewan, mikroorganisme, tanah, air, dan udara terhubung dan berinteraksi satu sama lain dalam rantai proses organik dan dalam satu keseimbangan dinamis. 
    Kalau keseimbangan ini terganggu, fungsi ekosistem akan terganggu pula. Kerusakan ekosistem mengancam alam liar, bagaimanapun juga alam liar bergantung pada keseimbangan ekosistem untuk bertahan hidup.



    Hilangnya Spesies Kunci (Keystone Species): Di Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat, hilangnya serigala sebagai predator puncak menyebabkan ledakan populasi rusa. Rusa yang berlebihan merusak vegetasi tepi sungai, mengubah struktur ekosistem, dan mengurangi keanekaragaman hayati.
    Di ekosistem terumbu karang, hilangnya ikan herbivora akibat penangkapan berlebihan menjadikan pertumbuhan alga tidak terkendali, menghambat pertumbuhan terumbu karang, dan mengurangi keanekaragaman hayati.



    Fragmentasi Habitat: Pembangunan jalan raya dan infrastruktur lainnya memecah habitat alami menjadi potongan-potongan kecil. Hal ini menghambat pergerakan satwa liar, mengurangi akses mereka ke sumber makanan dan air, serta meningkatkan risiko kepunahan. Di hutan hujan Amazon, fragmentasi habitat akibat deforestasi mengisolasi populasi satwa liar, mengurangi keragaman genetik, dan meningkatkan kerentanan mereka terhadap penyakit dan perubahan iklim.
    Invasi Spesies Asing: Spesies asing yang diperkenalkan ke suatu ekosistem dapat mengganggu keseimbangan alami dengan bersaing dengan spesies asli untuk sumber daya atau memangsa spesies asli. Di Danau Victoria, Afrika Timur, introduksi ikan nila menyebabkan penurunan drastis populasi ikan asli, termasuk spesies cichlid yang unik.




    6. Rekayasa Genetika
    Rekayasa genetika adalah proses manipulasi genetik suatu organisme dengan cara mengubah, menambah, atau menghapus materi genetik (DNA). Tujuannya untuk menghasilkan sifat-sifat tertentu yang diinginkan. Apa resikonya bagi alam liar ? 
    Lepasnya Organisme Hasil Rekayasa Genetika (GMO) ke Alam Bebas: Lepasnya ikan salmon hasil rekayasa genetika ke alam bebas dapat mengancam populasi ikan salmon liar. Ikan salmon hasil rekayasa genetika tumbuh lebih cepat dan lebih besar daripada ikan salmon liar, sehingga mereka dapat mengalahkan ikan salmon liar dalam persaingan untuk makanan dan habitat. 
    Tanaman jagung hasil rekayasa genetika yang tahan terhadap herbisida dapat menyebar ke lahan pertanian lain dan menjadi gulma yang sulit dikendalikan.




    * Penyebaran Gen yang Tidak Diinginkan: Gen dari organisme hasil rekayasa genetika bisa berpindah ke organisme lain di alam bebas, termasuk bakteri dan virus. Gen dapat menyebar ke populasi liar lewat perkawinan silang (crossbreeding). Ini dapat menyebabkan munculnya resistensi antibiotik atau sifat lain yang tak diinginkan. Gen dari tanaman hasil rekayasa genetika yang tahan terhadap serangga dapat berpindah ke gulma, membuat gulma tersebut menjadi lebih sulit dikendalikan.



    Gangguan pada Rantai Makanan: Organisme hasil rekayasa genetika dapat mengganggu rantai makanan dengan menjadi predator atau mangsa yang tidak seimbang. Jika organisme hasil rekayasa genetika mendominasi, spesies lain yang bergantung padanya bisa terancam. Misalnya, serangga yang dimodifikasi untuk tahan pestisida dapat mengurangi populasi burung yang memakannya.



    Dampak pada Keanekaragaman Genetik: Penggunaan tanaman hasil rekayasa genetika secara luas dapat mengurangi keanekaragaman genetik tanaman pangan, membuat tanaman pangan lebih rentan terhadap penyakit dan hama. Penggunaan hewan hasil rekayasa genetika secara luas dalam peternakan dapat mengurangi keanekaragaman genetik hewan ternak, membuat hewan ternak lebih rentan terhadap penyakit dan perubahan iklim.



    Risiko Kesehatan bagi Satwa Liar: Organisme hasil rekayasa genetika dapat menghasilkan zat atau senyawa baru yang beracun bagi satwa liar. Satwa liar yang terpapar zat ini dapat mengalami keracunan atau kematian. Contohnya, tanaman transgenik yang menghasilkan pestisida sendiri dapat membunuh serangga yang tidak menjadi target.



    7. Eksploitasi Berlebihan
    Eksploitasi berlebihan sumber daya alam seperti hutan, air, dan mineral menyebabkan habisnya sumber daya dan kerusakan ekosistem terkait, yang berdampak pada kehidupan liar.
    Penambangan Berlebihan: Penambangan emas di hutan Amazon merusak hutan hujan tropis dan mencemari sungai dengan merkuri, yang meracuni satwa liar. Penambangan batu bara di Australia merusak habitat koala dan spesies lain, serta mencemari air dan tanah.
    Pengambilan Air Berlebihan: Pengambilan air tanah berlebihan untuk pertanian dan industri menurunkan permukaan air tanah di banyak wilayah, menyebabkan kekeringan dan hilangnya sumber air bagi satwa liar. Ini juga menurunkan kualitas air, yang berdampak negatif pada kesehatan satwa liar.



    Penebangan Hutan Berlebihan: Penebangan hutan berlebihan untuk kayu dan lahan pertanian menghilangkan habitat satwa liar dan menyebabkan erosi tanah, yang merusak ekosistem. Ini juga berkontribusi pada perubahan iklim karena hutan menyimpan karbon dioksida, yang berdampak pada satwa liar di seluruh dunia.



    "Setiap makhluk memiliki nilai intrinsik dan masing-masing memiliki tempat dalam tatanan ciptaan yang dikehendaki oleh Allah." (Laudato Si', 69) Mari mendengarkan jeritan alam liar, yang menderita karena ulah kita, manusia.



    (Wilhelmus Avin)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini