masukkan script iklan disini
Mojokerto, penakita.info -
Mendekati peringatan hari buruh yang jatuh pada 1 Mei setiap tahunnya, bukan hanya berbicara soal tanggal merah, namun juga timbul kekhawatiran tersendiri terhadap kemungkinan adanya demo brutal dan aksi tidak kondusif oleh para pekerja.
Peringatan Hari Buruh atau May Day diketahui bakal digelar di Monas dengan estimasi 200.000 buruh terjun langsung dalam aksi.
Tak hanya itu, biasanya aksi ini juga diselenggarakan di sejumlah wilayah di Indonesia.Namun, tahun ini diupayakan aksi berjalan kondusif dengan meminta masyarakat tetap berpikir secara strategis dan tidak terprovokasi untuk melakukan demo ugal-ugalan.
Tagar #MayDayKondusif dalam laman sosial media X juga sudah menduduki peringkat teratas menjelang aksi.
Akun X @masgah/ menampilkan video berdurasi 1 menit 54 detik tentang bagaimana aksi kericuhan dapat dihindari jika aspirasi disampaikan dengan cara yang baik, tertib, dan membangun.
Sebelumnya, berdasar laporan KSPI, dalam May Day tahun ini mengusung enam tuntutan oleh buruh terhadap pemerintah, diantaranya :
Penghapusan outsourcing
Pembentukan Satgas PHK
Wujudkan upah layak
Pengesahan RUU Ketenagakerjaan untuk perlindungan terhadap buruh
Pengesahan RUU PPRT untuk lindungi pekerja rumah tangga
Pengesahan RUU Perampasan Aset untuk berantas tindak korupsi
Turun ke jalan saat aksi May Day merupakan hal lumrah, namun himbauan tentang aksi yang tertib dan kondusif juga tidak boleh disepelekan, mengingat setiap kerusakan juga akan berdampak pada setiap individu.Imbauan aksi yang kondusif diungkap pula oleh Nany Afrida selaku Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kepada awak media pada Kamis (25/4/2025).
“Kami bersama kelompok buruh akan turun ke jalan seperti biasa, merayakan May Day dengan damai, aman, dan kondusif. Itu sudah menjadi tradisi. Harapan kita semua berjalan lancar, karena itu menjadi simbol bahwa suara buruh didengar, bukan sekadar diakomodir secara simbolik saja” tutur Nany Afrida.
Sumber : penamedan.info