masukkan script iklan disini
Aceh Timur, penakita.info
Situasi mencekam di Universitas Abulyatama Aceh belum mereda. Aksi damai mahasiswa pada Kamis pagi yang bertujuan menyuarakan keresahan terhadap tata kelola kampus, berubah menjadi bentrokan brutal yang memakan korban luka. Di balik semua itu, sorotan kini tertuju pada Rusli Muhammad seorang yang sudah tua tapi gelap dengan kekuasaan, yang diduga kuat sebagai dalang menaruh preman- preman di kampus tersebut.
Menurut kesaksian lapangan dan bukti visual yang beredar, sekelompok pria berpakaian satpam namun tak memiliki identitas resmi diduga menyerang mahasiswa dengan batu, kayu, bahkan senjata tajam. Salah satu senjata ditemukan terbungkus sarung di lokasi kejadian. Mahasiswa menduga kelompok ini adalah preman bayaran yang dikoordinir oleh pihak eksternal kampus.
Nama Rusli Muhammad disebut-sebut sebagai figur sentral dalam konflik kepemilikan dan kontrol atas Universitas Abulyatama. Ia diketahui memiliki kepentingan struktural di dalam yayasan pengelola kampus, dan diduga menggunakan kekuatan informal untuk mempertahankan dominasi.
“Kami hanya ingin belajar dan menyampaikan aspirasi, tapi yang kami hadapi bukan dialog, melainkan kekerasan,” ujar salah satu mahasiswa korban bentrokan.
Seorang mahasiswa terekam bersimbah darah dalam mobil, mengenakan jas almamater hijau. Potret ini viral dan memicu kemarahan publik. Sementara itu, pernyataan dari rektor tandingan, Nurlis — yang terafiliasi dengan kelompok Rusli Muhammad — semakin memperkuat dugaan bahwa ini adalah serangan yang terorganisir.
Pihak mahasiswa kini menuntut pengusutan tuntas terhadap Rusli Muhammad, termasuk dugaan pengiriman massa bayaran dan pelanggaran HAM di lingkungan akademik.
Ketika kekuasaan merasuk ke ruang belajar, dan suara mahasiswa dibalas dengan kekerasan, maka kampus telah kehilangan fungsinya sebagai rumah ilmu. Rusli Muhammad, jika benar berada di balik semua ini, bukan hanya mengkhianati amanah pendidikan, tapi telah mencoreng marwah dunia akademik.
(M Rizwan)
