masukkan script iklan disini
Timor Tengah Selatan, penakita.info
Komitmen nyata terhadap percepatan pembangunan infrastruktur kembali ditunjukkan oleh Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Eduard Markus Lioe, S.Ip., S.H., M.H., melalui kunjungan langsung ke delapan titik lokasi jalan rusak dan longsor di wilayah TTS. Peninjauan ini berlangsung pada Sabtu (tanggal tidak disebutkan) dan menyasar kawasan-kawasan prioritas yang selama ini menjadi keluhan utama masyarakat.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati didampingi oleh Staf Ahli Bupati, Kepala BPBD, Kasat Pol PP, dan Kabag Bina Marga Dinas PUPR. Delapan titik yang dikunjungi tersebar di wilayah Oe’oh, Netolina, Noebunu, Fatu’Oni, Desa Sono di Kecamatan Amanatun Utara, serta Desa Enonapi di Kecamatan Ki’e.
Bupati menyampaikan bahwa semua titik yang ditinjau merupakan lokasi yang sering dilaporkan oleh masyarakat sebagai penghambat aktivitas harian mereka. Di setiap titik, ia meminta laporan langsung dari perangkat desa serta warga setempat untuk memastikan penanganan dilakukan secara tepat sasaran.
"Kami tidak boleh menunda lagi. Delapan titik ini harus ditangani secara bertahap namun cepat. Dinas PUPR dan BPBD saya minta segera bergerak," ujar Bupati kepada Tim Media
Dari delapan titik tersebut, kondisi paling genting ditemukan di Desa Sono, di mana longsor besar memutus jalan utama penghubung antara TTS dan Kabupaten Malaka. Akses warga dan anak-anak sekolah lumpuh total. Bupati langsung menginstruksikan agar alat berat diturunkan ke lokasi mulai besok.
"Besok alat berat sudah harus berada di lokasi. Ini jalan utama, dan aktivitas masyarakat tidak boleh terganggu lebih lama lagi," ungkapnya.
Dalam kunjungan ke Gereja Pniel Bunu, Bupati juga merespons langsung kerusakan akibat tanah longsor yang menghantam bagian belakang bangunan gereja. Ia langsung menghubungi anggota DPRD Dapil III, Melki Nenometa, untuk membantu penanganan melalui dana pokok pikiran (pokir).
Masyarakat di seluruh titik yang dikunjungi menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian Bupati yang turun langsung ke lapangan. Mereka merasa didengar dan dilibatkan dalam proses pembangunan yang responsif.
Kunjungan ke delapan titik ini mendapat apresiasi dari masyarakat. El Leo, salah satu warga yang turut hadir dalam kunjungan Bupati di wilayah tersebut, mengungkapkan bahwa kondisi ini telah berlangsung selama beberapa waktu dan sangat merugikan warga yang bergantung pada jalur tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
El Leo menyampaikan bahwa Bupati TTS, Eduard Markus Lioe, S.Ip., S.H., M.H., meninjau langsung lokasi dan segera merespons dengan menurunkan alat berat. Proses pengerjaan jalan direncanakan mulai besok dan ditargetkan selesai dalam dua hari.
"Besok alat berat akan mulai bekerja. Bupati menargetkan dua hari ke depan jalan sudah bisa dilalui kembali, agar aktivitas masyarakat—baik mobilisasi maupun ekonomi—kembali normal," lanjut El Leo.
El juga menyampaikan apresiasinya kepada Bupati TTS atas tindakan sigap tersebut.
"Kami ucapkan terima kasih atas penegasan yang sudah disampaikan oleh Pak Bupati. Titik rawan yang selama ini memutus akses masyarakat dalam kepentingan ekonomi dan lalu lintas, akhirnya ditangani secara serius," tuturnya.
Selain menangani jalan penghubung utama, Bupati TTS juga merespons keluhan jemaat Gereja Pniel Bunu yang terdampak longsor. Sebagian bangunan gereja mengalami kerusakan pada bagian belakang akibat pergeseran tanah.
"Pak Bupati langsung menelepon Pak Melki Nenometa, anggota DPRD Kabupaten TTS dari Dapil III, dan meminta bantuan melalui dana pokok pikiran (pokir) untuk menanggapi keluhan jemaat Gereja Pniel Bunu," ungkap El
(Marti Honin)